Kita Semua Butuh Santai

November 16, 2016


Empat hari terakhir Negara ini didera berbagai macam persoalan yang kurang lebih sama, dengan yang sudah-sudah. Mulai dari pemboman Gereja Oikumene-Samarinda, lalu meninggalnya salah satu korban pemboman tersebut yang masih batita bernama Intan Olivia Marbun, dan hari ini Pak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama oleh Mabes Polri.

Gila.. saya otomatis tarik nafas panjang detik ini juga. Berusaha melihat silver lining, yang mungkin saja terselip di antara sekian banyak prahara yang sedang dialami oleh Negara ini. Padahal kalau dipikir-pikir, Negara sudah memberikan apa sih buat saya? Ketenangan hidup sebagai warga Negara juga nggak, kebebasan memeluk kepercayaan/agama juga nggak, harga bahan pangan di pasar juga seringkali nggak stabil. Tapi love-hate relationship antara saya dan Negara ini tetap terjalin sedemikian rupa. Mau nggak mau, saya belum bisa keluar dari sini, entah sebagai warga Negara lain atau malah kembali ke pangkuan Tuhan. 

Kalimat "Mungkin Kamu Butuh Piknik" atau "Woles Aja Bro" di sekian banyak jutaan Meme yang sudah memenuhi galaksi bimasakti, serta seringkali diucapkan dengan nada sinis/nyinyir itu benar adanya. 

Tuhan nggak perlu dibela.
Agama nggak perlu dipaksakan. 
Dogma nggak perlu dijejalkan. 
Kalau salah ngaku, nggak perlu banyak alasan. 
Kalau butuh proyekan, ajukan proposal, bukan gelar demo. 

Kita semua butuh santai. Seriusan. 
Santai yang serius, yang pada akhirnya bisa menuai ketenangan jiwa dan raga. 
Susah? Iya. Nggak ada yang mudah di dunia ini. Bahkan untuk mati saja perlu proses. 

Gara-gara postingan Iman Sjafei di Path, saya jadi nonton dan dengerin lagu terbarunya Young Lex feat. Gamaliel di Youtube. Lantas teringat, oh iya, Young Lex sudah dikontrak oleh Trinity Optima Production, sebuah perusahaan rekaman tempat di mana mendiang salah satu legenda Thrash Metal di Indonesia, Krisna Sadrach menjadi produser.

Saya nggak suka dengan Young Lex, tapi saya cinta mati sama Gamaliel. Aransemen musik di lagu ini sungguhlah Major Lazer banget dari ujung ke ujung, tapi Gamaliel menjadi tonggak kekuatan satu-satunya, bukan Young Lex. Terpikir, kenapa nggak dibikin Gamaliel feat. Young Lex saja ketimbang harus Young Lex feat. Gamaliel? Saya nggak tahu apa kritikus musik di luar sana sudah mendengarkan lagu ini dan punya pikiran yang sama atau enggak dengan saya, saya nggak peduli juga. Saya menikmati lagu ini karena Gamaliel, itu sudah. 

Hubungannya dengan kondisi Negara ini apa? Kita semua butuh santai. Sometimes we need to slow, seperti lirik yang dinyanyikan oleh Gamaliel. Santai menanggapi perbedaan pendapat/visi/misi/pilihan indomie rebus/goreng yang mana yang mau dimasak pas hujan datang. Santai menanggapi seisi timeline sosial media yang manapun pas lagi panas karena PILKADA, tetap posting video anjing/kucing yang berpose menggemaskan. Santai pas lihat mantan pacar tiba-tiba ganti status dari Engage ke Married To, tetap posting DIY crafting dari Nifty. Apapun hal yang bikin kita nggak enak dan bikin mengernyitkan dahi, tetap santai lah. Hidup nggak perlu dibikin ribet dengan segala macam asumsi atas postingan orang lain, too much assumption will kill you. Slowly. Dan otomatis bikin produktifitas menurun. Nggak percaya? Ya nggak apa, percaya sama Tuhan, Tuhan yang mana saja terserah, itu urusanmu. Bagimu Agamamu, Bagiku Google Adalah Segalanya. 

Hari ini akan diingat sebagai hari dimana Negara membiarkan orang-orang intoleran bersorak-sorai, demi kembali mendapatkan jatah proyek. Hari ini akan diingat sebagai hari dimana Pak Basuki Tjahaja Purnama akan tetap calm & cool. Hari ini akan diingat sebagai hari dimana bahwa sewajan Tumis Teri Melinjo buatan saya tidak berhasil menyegarkan timeline Twitter. 

Kita semua butuh santai. 
Maka ciptakanlah santai kalian sendiri, tanpa menyakiti orang lain.

Kemang, 16th November 2016
"Slow" - Young Lex feat. Gamaliel GAC

You Might Also Like

0 comments